Wisata Religi Ke Gunung Santri
Banten terkenal dengan paham religinya yang tinggi. Debus adalah
salah satu produknya yang masih dilestarikan sampai sekarang. Membicarakan
Banten kayaknya kurang lengkap tanpa membicarakan wisata religi apa saja yang
ada disana.
Kalalu anda
berkunjung ke Kota Cilegon, tempat wisata religi yang saya rekomendasikan untuk
anda adalah gunung santri. Gunug santri terletak kurang lebih tujuh kilometer
dari Kota Cilegon. Memang secara geografis gunung santri berada di Kecamatan Bojonegara,
Kabupaten Seang. Namun gunung santri sudah dianggap tempat wisata religi Kota
Cilegon, mengingat letaknya yang lebih dekat dengan Kota Cilegon ketimbang
Kabupaten Serang.
Trayek Atau Lokasi Berjalan Kakinya Pengunjung Untuk Kepuncak Gunung Santri |
Gunung santri
memiliki banyak daya tarik terhadap wisatawan maupun warga sekitar. Di puncak
gunung ini terdapat makam Sykeh Muhammad Sholeh. Jarak tempuh ke puncak dari
kaki bukit berjarak 500 meter, dan hanya bisa dilalui oleh pejalan kaki. Di
kaki bukit sebelah utara Kampung Beji terdapat masjid kuno yang seumuran dengan
masjid Banten Lama, Masjid Beji biasa orang mengenalnya. Perlu diketahui ada
enam perkampungan di sekitar kaki bukit gunung santri, diantaranya Kampung
Kejangkung, Lumajang, Ciranggon, Beji, Gunung Santri dan Kampung Pangsoran.
Makan Syekh Muhammad Sholeh Yang Merupakan Magnet Khusus Bagi Pengunjug Gunug Santri |
Syekh Muhammad Sholeh merupakan salah satu sosok penyebar Agama
Islam terkemuka di Banten. Sykeh Muhammad Sholeh merupakan anak dari Syarif
Hidayadullah. Syarif memiliki kedekatan dengan Sultan Hasanudin yang pada saat
itu memimpin Banten. Karena kedekatan diantar keduaanya, Syekh Muhammad Sholeh
diangkat menjadi pengawal dari Sultan Hasanudin. Semenjak menjadi pengawal
Sultan Hasanudin lah Syekh Muhammad Sholeh menjadi penyebar Agama Islam yang
gigih di Pantai Utara Banten yang salah satu daerahnya sekarang lebih dikenal
dengan sebutan gunung satri. Syekh Muhammad Sholeh wafat pada umur 76 tahun,
dan sebelum wafat beliau memberikan amanat jika kelak meninngal ia meminta
dimakamkan di gunung santri. Jadi inilah mengapa Syekh Muhammad Sholeh
dimakamkan di gunung santri, dan mengapa gunung satri pun ramai dikunjungi oleh
pengunjung karena adanya Syekh Muhammad Sholeh ini.
So jangan lupa
berkunjung ke gunung santri yaa.
@IchsanAdil
Wisata Religi Ke Makam Para Wali di Gunung Santri
Bojonegara. Tidak
terasa keringat bercucuran. Hari yang semakin malam dan dingin, tidak
mempengaruhi keringat yang terus mengucur, sehingga membuat kuyup baju.
Kaki terus dipaksa mencapai puncak bukit yang berada Kampung Gunung
Santri, Desa Bojonegara, Kecamatan Bojonegara, Cilegon, Banten.
Walau bentuknya sebuah bukit, sebagian besar masyarakat
menyebutnya Gunung Santri. Memang tingginya tak setinggi gunung-gunung
lainnya di Banten dan Jawa Barat. Namun, perjalanan menuju puncak sangat
melelahkan. Bayangkan, para peziarah harus mendaki melalui tangga yang
disemen permanen dan jalur yang
meliuk-liuk sepanjang 600 meter.Banyak para peziarah menghentikan langkahnya, karena nafas yang mulai tersengal-sengal dan otot kaki mulai mengejang. Itulah sekelumit cerita saat penulis mendatangi Gunung Santri tempatnya bersemayamnya seorang Waliyullah, Syeikh Muhammad Sholeh bin Abdurrohman yang wafat pada tahun 1550 Masehi/958 Hijriah.
Gunung Santri terletak sebelah barat laut pantai utara Banten, dari Kota Serang sekitar 25 Km dan 7 Km dari Kota Cilegon, atau tidak jauh dengan pelabuhan lama Banten. Gunung Santri sebagai salah satu obyek wisata sejarah yang memiliki nilai religius.
Bagi para peziarah, ke makam Sultan Maulana Hasanuddin belum dianggap sempurna bila tidak melanjutkan ziarah ke Makam Syeikh Muhammad Sholeh. Biasanya, para peziarah ramai datang pada bulan Rabiul Awal (Maulid), Syawal (Idul Fitri), menjelang musim haji dan bulan Ramadan.
Keberadaan tempat ziarah di Gunung Santri ini, menjadi salah satu mata pencaharian penduduk setempat. Seperti berdagang makanan, minuman dan suvenir di sepanjang jalan masuk menuju lokasi hingga puncak gunung. Di sekitar lokasi Gunung Santri, beberapa kawasan sudah dikuasai investor dari Jakarta. Pemerintah daerah pun berencana untuk menata lokasi itu.
“Keindahan dan kekeramatan Gunung Santri sebagai obyek wisata yang bernilai religius peninggalan abad ke-XV ini seharusnya diperhatikan,” ujar salah seorang penduduk yang ditemui detikRamadan beberapa waktu lalu.
Bagi para santri atau peziarah yang sedang belajar agama, tentunya memiliki makna sendiri dengan keberadaan Gunung Santri, apalagi di puncaknya bersemayam seorang ulama saleh, ulama gunung yang memiliki tingkat dan derajat kewalian.
Seperti dinukilkan sejumlah ulama besar terdahulu yang mengutip ucapan Sayyidina Ali bin Abu Thalib RA bahwa sabar adalah gunung yang tak pernah terguling.
Begitulah, ibarat gunung yang kokoh semasa hidupnya Syeikh Muhammad Sholeh memiliki tingkat kesabaran yang tinggi. Dalam berdakwah di wilayah Banten untuk mengawal Sultan Maulana Hasanuddin, Syeikh Muhammad Sholeh dikenal sangat sederhana dan hidup bertani.
Tingkatan ulama semacam ini dikenal sebagian kalangan sebagai ulama Al Karam atau tersembunyi (di desa). Di mana ulama Al Karam ini akan selalu bergantung kepada ulama Al Mahsyur (yang terbuka atau di perkotaan). Saat itu, Syeikh Muhammad Sholeh yang merupakan murid Sunan Gunung Jati adalah pengawal Sultan Maulana Hasanuddin (putra Sunan Gunung Jati).
Selain Makam Syeikh Muhammad Sholeh bin Abdurrohman, di puncak Gunung Santri juga terdapat Makam Syeikh Maulana Malik Isroil. Ulama kelahiran Turki ini diutus Sultan Muhammad I sebagai salah satu anggota Wali Songo periode pertama.
Maulana Malik Isroil bin Abul Hasan Asy Syadzili ini memiliki garis keturunan (nasab) langsung dari Rasullulah Muhammad SAW. Maulana Malik Isroil berdakwah di daerah Cilegon, Banten. Beliau memiliki 3 murid yang diapersiapkan untuk menjadi Raja, yaitu Maulana ‘Ainul Yaqin (Sunan Giri), Raden Fatah (Demak) dan Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati).
Maulana Malik Isroil wafat 1435 M dan dimakamkan di puncak Gunung Santri. Selain itu, juga diyakini ada Makam Maulana Muhammad Ali Akbar Ulama dari Persia (Iran) seorang ulama ahli pengobatan dan pertanian yang berdakwah di Jawa Tengah.
Sebenanya di kawasan Banten, Pulau Jawa atau daerah lainnya di Nusantara ini banyak makam-makam ulama hikmah atau ulama gunung yang memiliki ilmu keagamaan yang tinggi. Namun, zaman yang terus berganti, membuat keberadaan mereka seolah dilupakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar